UJICOBA PENANAMAN MERANTI DENGAN POLA TANAM RUMPANG DI AREAL TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI)

Pendahuluan

Kegiatan rehabilitasi hutan alam sampai sekarang masih menghadapi kendala, terutama karena biaya budidaya hutan dengan siklus tebang yang lama (±25 tahun) sangat mahal dan menyebabkan kesulitan liquiditas perusahaan (Elias et.al. 2017). Namun dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem, kegiatan rehabilitasi harus dicanangkan dan dioptimalkan. Dalam sistem silvikultur TPTI, sasaran kegiatan rehabilitasi meliputi penanaman di TPn, kanan kiri jalan, dan tanah kosong. Dalam upaya rehabilitasi agar 
tercapai secara optimal, maka diperlukan kolaborasi penerapan antara sistem silvikutur TPTI dengan teknik pelaksanaan yang mengadopsi dari teknik SILIN yaitu penanaman dengan pola rumpang. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu dengan memilih areal yang mempunyai sifat fisik dan kimia tanah serta keterbukaan yang baik untuk memdukung pertumbuhan meranti. Pemilihan areal untuk lokasi penanaman bertujuan untuk menyediakan nutrisi dan cahaya untuk menunjang pertumbuhan tanaman meranti.

Tujuan:
Tujuan dari ujicoba penanaman meranti pada areal Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) yaitu merehabilitasi hutan bekas tebangan dan meminimalisasi dampak pemanfaatan hutan (pemanenan kayu) agar pengelolaan hutan lestari dapat dapat tercapai.  

Kondisi Umum Plot Penanaman dengan Pola Tanam Rumpang
Areal yang dijadikan lokasi penanaman adalah hutan bekas tebangan blok RKT 2021. Areal yang dipilih relatif datar, aksesbilitas mudah dengan jalan dan areal yang sedikit akan tegakan alami.  

Metode Pelaksanaan di Lapangan
1. Persiapan
2. Kegiatan lapangan meliputi; 
    identifikasi lapangan, teknis penyiapan lahan, teknis          penanaman, pemeliharaan awal dan pemeliharaan            lanjutan


Pembahasan

Kegiatan penanaman dengan pola rumpang di areal TPTI telah selesai dilaksanakan dengan total tanaman yang di tanam sebanyak 392 tanaman dengan jenis Shorea parvifolia. Shorea parvifolia dikenal dengan meranti merah dan termasuk salah satu jenis bahan baku industri perkayuan. Jenis ini secara alami tersebar di hutan-hutan tropis, salah satunya banyak ditemukan di areal kerja PT Intracawood Manufacturing. Maka dari itu, kegiatan penanaman di plot rumpang ini menggunakan jenis Shorea parvifolia karena ketersediaan bibit yang melimpah. Kegiatan penanaman ini dilakukan dengan tujuan untuk merehabilitasi lahan kosong areal yang kurang produktif dengan harapan memperbaiki kondisi hutan agar kelestarian hutan dapat tercapai.

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1, plot rumpang dengan luasan 1 Ha  terdapat 12 jalur. Jumlah tanaman setiap jalur tanaman berbeda-beda tergantung kondisi areal yang dapat ditanami sesuai kriteria penanaman dengan pola rumpang (Perdirjen No.12 Tahun 2018). Berikut desain hasil dari penanaman meranti di plot rumpang dengan jarak tanam 5 m x 5 m (Gambar 2). Diameter awal tanaman rata-rata sekitar 0.50 cm s.d. 0.60 cm dengan tinggi rata-rata sekitar 60 cm s.d. 80 cm. Data awal rata-rata diameter dan tinggi akan dijadikan acuan dalam pengukuran berikutnya. Tanaman di plot rumpang ini akan dilakukan monitoring pengukuran setiap 1 tahun sekali untuk didapatkan informasi mengenai pertumbuhan tanaman. 





Dokumentasi kegiatan








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA DI PT INTRACAWOOD MANUFACTURING

Se-usai melaksanakan kegiatan Penanaman Pohon Serempak Tahun 2024 bersama  Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungan Republik Indonesi...