Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kebutuhan Industry yang membutuhkan kayu yang berkualitas baik,
dengan pertumbuhan relatif cepat, maka diperlukan pencarian spesies-spesies
yang dapat tumbuh relatif cepat, dan baik, sehingga ketika masa daur telah
mencapai 25 tahun (yaitu perusahaan kembali ke Blok RKT awal) tanaman yang
telah ditanam tersebut dapat dipanen. Dengan ini, tujuan dari kegiatan
penanaman di petak TPTJ dapat terpenuhi. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka
perlu dibuat plot yang dapat digunakan untuk menguji pertumbuhan beberapa
spesies yang tumbuh secara alami di areal SILIN. Pengamatan pertumbuhan dari
plot ini akan dapat memberikan informasi kepada kita spesies mana yang relatif
cocok dengan lahan penanaman, dan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang terbaik,
sehingga spesies tersebut dapat dijadikan spesies unggulan/utama yang ditanam.
B. Keadaan Umum
Pengamatan ini dilakukan di Plot Uji Spesies, tepatnya di Petak 045, Blok RKT 2014. Berikut ini ditunjukkan lokasi Plot Uji Spesies dalam peta :
Berikut ini
informasi singkat mengenai Plot Uji Spesies :
Plot Uji Spesies terdiri dari 5 Blok yang masing-masing blok
berbentuk persegi panjang, tergantung banyaknya spesies yang di tanam. Untuk
Plot Uji Spesies di petak 045, spesies yang ditanam adalah sebanyak 11 spesies
yang terdiri dari spesies Shorea
leprosula, Shorea dasyphylla, Shorea pinanga, Shorea johorensis, Shorea
seminis, Shorea ovalis, Shorea parvistipulata, Shorea sp., Dipterocarpus sp., Dryobalanops sp., dan Parashorea sp. Tiap spesies ditanam
dalam jalur masing-masing, sehingga terdapat 11 jalur tanam dalam 1 blok, dan
untuk setiap jalur tanam terdapat 10 tanaman. Total jumlah tanaman yang ditanam
di dalam Plot Uji Spesies adalah 550 tanaman, sehingga jumlah tanaman per
spesies adalah 50 tanaman, jumlah tanaman per blok adalah sebesar 110 tanaman.
Setiap plot berjarak 8 meter, dan diusahakan agar dapat dibuat
sejajar antara plot satu dengan plot lainnya. Namun, bila ternyata kondisi alam
berbeda, maka dapat dilakukan penyesuaian, karena mengingat ukuran
masing-masing plot yang cukup besar sehingga tidak mungkin tidak terkendala
oleh lingkungan. Dalam pembuatannya, plot uji berpatokan pada plot pertama.
Namun karena terdapat jalan yang berbelok, maka posisi plot harus disesuaikan
sehingga posisi plot berikutnya agak menjorok ke dalam.
Pelaksanaan Pengamatan
A. Alat dan Bahan
B. Tenaga Kerja
> Tenaga Pengamat Diamater
> Tenaga Pengamat Tinggi
> Tenaga Input Data
> Penyusunan Laporan
Hasil dan Pembahasan
Berikut ini
hasil dari pengamatan tanaman Plot Uji Spesies di petak 045 (Blok RKT 2014)
dalam bentuk grafik :
Dari hasil pengamatan terhadap tanaman-tanaman di Plot Uji Spesies,
maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. 1. Tingkat Kematian
Tingkat
kematian per spesies berbeda. Untuk tingkat kematian, spesies Parashorea Sp menduduki perinkat pertama
karena jumlah tanaman yang mati paling besar, yaitu sebesar 24 tanaman, diikuti
Shorea seminis sebesar 21 tanaman,
dan Shorea ovalis dan Shorea pinanga
sebesar 20 tanaman. Hal ini merupakan indikasi awal bahwa keempat spesies
ini tidak cocok atau kurang cocok bila ditanam di areal SILIN.
1. 2. Blok dengan kematian tanaman terbanyak
: adalah Blok 4
Untuk
kondisi di atas, dapat diketahui bahwa Blok 1 merupakan blok dengan kriteria
yang terbaik, karena tingkat kematian di Blok 1 sangat minimal, yaitu hanya 39 tanaman,
atau 0.3% dari jumlah tanaman dalam Blok. Kondisi masing-masing Blok adalah
sebagai berikut :
1.
Blok 1 memiliki kondisi yang
relatif landai dan terbuka
2.
Blok 2 memiliki areal yang
cenderung basah atau tergenang
3.
Blok 3, 4 dan 5 memiliki areal
yang relative curam dan tinggi
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa areal yang relatif landai akan mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga untuk melakukan penanaman di areal SILIN, diusahakan areal yang ditanami relatif landai. Sehingga tingkat kematian tanaman akan cenderung rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan