Analisis Pemantauan Revegetasi Di Bekas Jalan Sarad Pasca Tebangan terhadap Erosi



1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pembuatan jalan sarad adalah salah satu rangkaian kegiatan pemanenan dan kegiatan ini bisa berpenguruh terhadap terjadinya erosi.Tetapi di Unit managemen PT.Intracawood Manufacturing dalam melakasanakan kegiatan masih berpedoman dengan kaidah kaidah Reduce Impact Logging ( RIL ) sehingga dampak dampak yang akan ditimbulkan bisa di minimalkan.

Dalam pedoman Reduce Impact Logging ( RIL ) pasca tebangan untuk perlakuan di jalan sarad setelah petak selesai pemanenan atau dinyatakan close disetiap jalan sarad dibuat parit lintang/ dan disesuaikan dengan topografi dengan maksud agar pada waktu penghujan air atau aliran air tidak lansung mengalir akan tetapi tertahan oleh parit lintang. Selain sebagai penahan aliran air parit  lintang  berfungsi  sebagai  penampung  biji  pada saat  musim  buah  dan  buah  akan tertampung di parit lintang sehingga biji akan tumbuh. Soerianegara  dan  Indrawan  (1976),  jika hutan  hujan  mengalami  kerusakan oleh alam atau manusia, maka suksesi sekunder yang terjadi biasanya dimulai dengan vegetasi rumput dan semak.

B. Tujuan
  1. Mengetahui tingkat bahaya erosi dijalan sarad   pasca tebangan diareal PT.IWM.
  2. Untuk mengetahui suksesi vegetasi alami yang berada di areal bekas traktor yaitu jalan sarad yang berada di areal PT IWM.

C. Keluaran 
Keluaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya laporan komprehensif tentang monitoring evaluasi revegetasi jalan sarad dan bak ukur erosi areal PT.Intracawood Manufacturing.

2. METODE

2.1  Waktu dan Lokasi
2.2  Alat dan Bahan
2.3  Parameter Analisis

3. TEKNIK PELAKSANAAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1  Bak Ukur erosi


3.2    Pembuatan Plot Ukur


   Kondisi Topografi


 Kondisi Vegetasi

 

 Bagan peletakan plot pengamatan pada setiap jalur

 
3.3.    Analisis Data


4. HASIL & PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah di ambil dilapangan dan dilakukan analisan data tersebut, maka diketahui bahwa hasil pengukura 1 vegetasi di bekas jalan sarad blok RKT  2015  Petak  4066 TPTI  menunjukan  untuk  kerapatan  rata  -  rata tingkat  vegetasi berdasarkan kelerengan adalah tingkat semai 64722 ( N/ha ), pancang 2111 ( N/ha ),Sedangkan pengukuran ke 2 rata - rata kerapatan adalah tingkat semai 45000 (N/ha ),pancang 4088,67 ( N/ha ).

Berdasarkan SK Dirjen  PH  No.  564/Kpts/IV-BPHH/1989  mengenai  pedoman  TPTI  disebutkan bahwa permudaan alam dianggap cukup apabila terdapat paling sedikit 400 batang/ha tingkat semai atau 200 batang/ha tingkat pancang atau 75 batang/ha  tingkat tiang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kerapatan per masing-masing strata vegetasi jika dibandingkan dengan nilai SK Dirjen tersebut, maka jumlah yang ada di areal di PT. Intracawood Manufacturing standar pedoman TPTI.Hasil ini dapat diartikan bahwa pertumbuhan revegetasi di bekas jalan sarad diareal di PT. Intracawood Manufacturing cukup baik 


Tabel 2. Komposisi permudaan tingkat vegetasi   pada plot pengamatan   blok RKT 2015 dilihat dari Kerapatan (N/ha) serta Frekuensi berdasarkan kelerengan. 

Pengukuran I

Kelerengan
Semai
Pancang
Tiang
K
F
K
F
K
F

Datar
64167
10.7
3667
0.7


Sedang
71667
7.3
2667
1.3


Curam
58333
7.7
-
-


Rata-rata
64722
8.6
2111
0.67




Pengukuran II

Kelerengan
Semai
Pancang
Tiang
K
F
K
F
K
F

Datar
47500
7.3
6533
3.3
-
-
Sedang
50833
4.7
3333
2.3
-
-
Curam
36667
6.3
2400
2
-
-
Rata-rata
45000
6.1
4088,67
2.53
-
-


Grafik 2. Kerapatan tingkat vegetasi Berdasarkan kelerengan ( pengukuran I )



Grafik 3. Kerapatan tingkat vegetasi Berdasarkan kelerengan ( pengukuran II )



 5. KESIMPULAN

Berdasarkan table diatas untuk analisa vegetasi di bekas jalan sarad menunjukan bahwa pertumbuhan vegetasi secara alami  dengan kerapatan   ( Et + 1) Blok RKT 2015 petak 4066 tingkat  semai 64722 ( N/ha ), pancang 2111 ( N/ha ) dan pengukuran laju erosi pengukuran sebesar   0.073 ton/ha/bln setelah penebangan ( Et + 2 ) vegetasi tingkat semai 45000 (N/ha), pancang 4088,67 ( N/ha ). sedangkan data pemantauan erosi sebesar 0,057 Ton/ha/bln .

Karena setelah pasca tebangan telah terbentuk suatu vegetasi yang  bersifat alamiah,yang telah menunjang aspek perkembangan pemulihan kondisi hidrologi yang terjadi di areal PT.Intracawood Manufacturing tersebut sehingga tidak membawa dampak yang mengkhawatirkan.Kondisi  erosi tanah yang terjadi pada areal di bekas  jalan sarad tersebut menempati  yang   ketegori Rendah berdasarkan  klasifikasi  indeks bahaya  erosi ( Menurut Hammer 1981 ) sedangkan berdasarkan kelas erosi menurut ( Morgan dan Finney 1985 ) sangat ringgan. yang membuktikan bahwa pertumbuhan vegetasi di bekas jalan sarad cukup mempegaruhi tingkat bahaya erosi.




























 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan

PELANTIKAN ANGGOTA BARU SAKA WANABAKTI TAHUN 2024 PBPH PT. Intracawood Manufacturing bersama Pramuka Satuan Karya (SAKA) Wanabakti Kwartir R...