Sebuah Catatan Pengetahuan Tradisional
Kajian Ritual Upacara Kematian Ulun Ondot dalam Masyarakat Adat Suku Dayak Brusu
Oleh :Eka Kusdiandra W (Tim Ekspedisi Sungai
ElorKawasan HCVF Intracawood Manufacturing)
Upacara Ulun Ondot (kematian) Dayak Brusu,
Kalimantan Utara pada hakikatnya
merupakan upacara penghormatan kepada roh-roh yang merupakan tradisi warisan leluhur
dari waktu ke waktu. Upacara ini mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan
zaman dan berganti nama menjadi UlunOndot. Ulun Ondot itu sendiri berasal dari bahasa Dayak Belusu
di Desa Sedulun yaitu “Ulun” yang berarti ulun (orang) dan “Ondot” (kematian) sehingga apabila kedua kata tersebut
dirangkai, mengandung pengertian orang mati, pada zaman dulu upacara tradisi ini bernama
(ujur) yang juga memiliki arti kematian, menjaga dan melestarikan dengan sebaik
mungkin. Dengan masuknya agama pada daerah ini, maka upacara ini kemudian
banyak diwarnai oleh ajaran Agama.
Salah satu tindakan untuk memelihara keseimbangan hidup antara individu
anggota masyarakat dengan lingkungan alam adalah dengan mengadakan upacara yang
bersifat religius yang mempunyai maksud untuk memohon kepada Tuhan agar apa
yang dilakukan dapat berhasil dengan baik sehingga upacara-upacara yang
bersifat religius masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Brusu. Upacara Ulun Ondot (kematian) ini merupakan salah satu bentuk upacara adat yang masih terus
dilaksanakan, bagi masyarakat Dayak Brusu Kalimantan Utara upacara adat Ulun Ondot (kematian) merupakan upacara adat yang paling sakral dan paling memakan waktu
yang lama.
Upacara UlunOndot (kematian) diselenggarakan oleh masyarakat Dayak Brusu
Kalimantan Utara sebagai ungkapan
rasa belasungkawa kepada keluargayang telah ditinggalkan sehingga pihak keluarga duka bisa mendapatkan ketenangan yang baik.
Kebudayaan masyarakat suku Belusu dalam upacara kematian terdiri dari beberapa tahapan sejak upacara kematian dilaksankan hingga selesai acara upacara kematian tersebut.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nalad
(Memandikan Mayat)
2. Nyulod
(Memasukan Mayatdipeti)
3. Nawub
(Nutup Petih Mati)
4. PasakUmbus
(Ambil Kepala diiringi Tarian)
5. Temudung
(Memukul Gong)
6. Nyangking Lungun Pakai Daun Silad Dangan Celumad
(Ngannyam Hiasan Petih Mayat Pakai Daun Silad, Bunyian Gong, Ritual Nyanyian)
7. Ngelobong
(Penguburan)
8. Mabal Agung Ngarang
(Membunyikan Gong dan Tarian)
9. Gudot Arang Buat
(Menari Tarian Panjang)
10. Mampas Intok
(Membersihkan Rumah)
11. Nyun Umbus
(Membersihkan Roh-Roh Jahat)
Namun yang lebih penting lagi bagi kebudayaan upacara adat kematian adalah bahwa mereka telah memiliki
suatu tradisi, yakni kebudayaan yang telah mereka warisi turun-temurun,
sedikitnya dua generasi, yang dapat mereka akui sebagai miliki bersamanya. Di samping itu
yang paling penting adalah bahwa mereka sadar akan identitas kelompok Suku Dayak Brusu.
Beberapa unsur dasar yang dikaji dalam ritual upacara adat terbagi menjadi beberapa,
yaitu :
- Emosi keagamaan (emosi jiwa yang menyebabkan manusia di dorong untuk berperilaku keagamaan)
- Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia, alam gaib, hidup, maut, dan sebagainya.
- Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan sistem kepercayaan.
- Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan religi berikut sistem upacara-upacara keagamaan.
- Alat-alat fisik yang digunakandalam ritual dan upacara keagamaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan