Seri Kajian Sosial, Ekspedisi Sungai Elor >>> Bagian1


Sebuah Catatan Pengetahuan Tradisional
“Hutan adalah Nyawaku, tanpa Hutan Aku Tidak Bisa Hidup”
Oleh : Eka Kusdiandra W (Tim Ekspedisi Sungai Elor Kawasan HCVF Intracawood Manufacturing)

Penulis mengenal sesosok tokoh adat Dayak Brusu bernama Ye Er. Pak Ye Er ini merupakan sosok  yang disegani di lingkungan Dayak Brusu. Saat ditanya umurnya, beliau menjawab kurang lebih berumur  54 th karena beliau tidak ingat persis berapa tanggal lahir, bulan dan tahun kelahiranya,  yang beliau mengerti hanyalah umur  yang tertera di KTP. Pak Ye Er  seorang pekerja keras dan hidup menghormati berdampingan dengan alam sebagai ciri khas Dayak Brusu. Hidupnya sehari hari bercengkerama dengan  alam hutan. Mata pencaharian utamanya adalah bertani di kebun namun disela selanya beliau juga bekerja sebagai pencari ikan  di sungai, berburu dan mencari hasil hutan lainnya. Karena sesosoknya  yang rajin dan pekerja keras maka beliau disegani dimasyarakat dan diangkat sebagai salah satu tokoh adat dan dipercaya untuk mengurus desanya. Setiap ada masalah atau kebijakan tentang desa, maka pemikiran beliau menjadi salahsatu yang dijadikan bahan pertimbangannya.

“Hutan adalah Nyawaku, tanpa Hutan Aku Tidak Bisa Hidup jadi Hutan Harus Kujaga Sampai Kapan pun”  itulah pesan yang disampaikan beliau kepada penulis.

Sebuah kearifan lokal yang mendasari cara berpikir beliau inilah yang bisa menjadikan panutan cara pandang lain tentang hutan di kawasan PT Intracawood Manufacturing sebagai salah satu referensi untuk menjaga “Sustainable Tropical Rain Forest”

Dimana Dayak Brusu?

Suku Brusu, Burusu atau yang lebih tepatnya suku Belusu adalah salah satu sub suku dayak  yang ada di Kalimatan Utara, menurut penelusuran dari berbagai referensi dan sebagian kalangan, Suku Belusu adalah satu rumpun dengan Dayak Punan, namun pengelompokan ini tidak dibenarkan oleh orang belusu sendiri.  asal muasal suku dayak Belusu menurut sastra lisan yang diwariskan turun temurun adalah berasal dari Dagas Samangawang yaitu suatu tempat di hulu Kabupaten Malinau tepatnya di Gong Solok,  dari tempat itu kemudian suku belusu bermigrasi kebeberapa daerah yaitu desa Sesua, Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau,  Kecamatan Sesayap dan Sesayap Hilir Kabupaten TanaTidung, Kecamatan Sekatak dan Kecamatan Tanjung Palas Utara  Kabupaten Bulungan. Populasi suku belusu saat ini kurang lebih 25.000 jiwa. Suku Dayak Belusu memiliki beraneka ragam budaya yang menarikdan unik terutama dalam hal  ritual kepercayaan terhadap roh - roh orang mati. (www. Wikipedia.com)
Wilayah PT. Intracawood Manufacturing (PT. IWM) terletak di Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara.  Di dalam wilayah PT IWM ini terdapat beberapa suku dayak sebagai masyarakat lokal wilayah Kalimantan Utara salah satunya Suku Dayak Brusu. Antara Suku Dayak Brusu dengan pendatang pekerja di PT. IWM hidup saling berdampingan dan terjadi hubungan saling membutuhkan untuk menghormati hak hak adat. Bahkan sebagian besar penduduk Suku Brusu bekerja sebagai pekerja di PT. IWM.  Karena PT. IWM  ini lama berdiri di Kalimantan Utara ini, bahkan ada juga karyawan yang berkeluarga dan menikah dengan Suku Brusu tersebut.  PT. IWM sangat sadar menjaga dan mengelola hutan secara maksimal akan berdampak positif bagi siapapun termasuk untuk kelangsungan hidup Suku Dayak Brusu.

   
Mengenal Suku Dayak Brusu
Tarian yang populer pada suku Dayak Berusu adalah  "TariPanjang", disebut sebagai tari panjang, karena tarian ini dilakukan oleh puluhan penari yang menari sambil berjalan berkeliling. Suasana tarian bertambah meriah oleh suara khas gemerincing gelang di kaki para penari, gemerincing gelang itu terdengar merdu saat hentakan kaki para penari di lantai, seirama mengiringi alunan musiknya.
Suku Dayak Berusu juga memiliki kebiasaan menginang atau menyirih (mengunyah sirih), kegiatan ini dipercaya memiliki khasiat untuk menguatkan gigi, serta untuk kesehatan organ intim seorang wanita .
Peralatan memasak yang digunakan sehari-hari oleh suku dayak berusu pun masih tergolong tradisional, sendok untuk makan masih menggunakan daun pisang meskipun juga beberapa mereka sudah menggunakan sendok dari logam.
Suku Dayak Berusu termasuk sukses melestarikan budaya yang mereka miliki, dengan membangun balai adat di beberapa perkampungan, serta mempertahankan tradisi asli suku Dayak Berusu yang telah turun temurun mereka amalkan sejak beratus-ratus tahun yang lalu.

PT. Intracawood Manufacturing Menjaga Hak Adat Suku Dayak Brusu
                Suku Dayak Brusu dan  PT Intracawood Manufacturing (PT. IWM) hidup berdampingan dalam satu wilayah,  beberapa wiayah desa tempat tinggal suku ini masuk ke wilayah PT. IMW.   PT. IMW memberikan hak adat penuh kepada Suku Dayak Brusu, misalkan :
  1. Menghormati dan bersama sama melaksanakan upacara adat sebelum masuk hutan.               Upacara ini biasanya dilaksanakan sebelum pelaksanaan RKT baru.  Terjadi dialog sosial untuk mencapai kesepakatan sehingga kedua belah pihak tidakdipaksakan. Dalam pelaksanaan upacara adat ini dibantu oleh perusahaan dan masyarakat mengundang perusahaan untuk hadir dalam kegiatan upacara tersebut.  Pelaksanaan upacara dilaksanakan di dua tempat yaitu upacara ritual di dalam hutan dibarengi dengan upacara adat makan bersama di desa setempat.  
  2. PT. IMW menjaga wilayah hutan dan tidak menebang jenis jenis pohon yang dilindungi dan dibutuhkan oleh masyarakat hutan misalkan pohon manggeris atau biasa disebut pohon madu, pohon ini digunakan sebagai tempat madu dan masyarakat Dayak Brusu mengerti bagaimana memanen madu alam yang tinggal di pohon manggeris ini. Pohon manggeris merupakan tempat tinggal madu.  Masyarakat Dayak Brusu merawat secara rutin pohon ini dan tentunya PT. IMW merawat pohon pohon sekitarnya sebagai penghasil bunga untuk madu dengan cara menerapkan system RIL.
  3. Masyarakat Dayak Brusu mencari ikan sebagai mata pencaharian rutin mereka, dengan menjaga sempadan sungai dan melaksanakan RIL dalam Produksi hutan maka kondisi sungai masih terjaga sehingga masyarakat masih mudah mencari ikan air tawar sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. 
  4. Untuk memenuhi kebutuhan protein dan lemak, masyarakat Dayak Brusu berburu pada saat saat tertentu.  Dengan menjaga kondisi hutan yang diakukan oleh PT. IWM menggunakan RIL dan system silvikultur yang baik maka kondisi satwa masih terjaga sehingga masyarakat dapat berburu dengan baik untuk mencukupi kebutuhannya.
  5. Berkebun adalah kegiatan rutin masyarakat Dayak Brusu.  Sosialisasi terhadap masyarakat dan bagaimana berkebun dengan baik selalu dilakukan oleh tim Sosial  PT. IMW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan

Sosialisasi Perhutanan Sosial dan Kemitraan Konsesi Hutan/Kemitraan Kehutanan Serta Pembentukan Penyuluh Kehutanan Swasta (PKS) Provinsi Kalimantan Utara

Sosialisasi Penyuluh Kehutanan Swasta (PKS) Tujuan Mendukung Pemerintah dan Pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penyuluhan kehutanan...