UJI KUALITAS AIR SUNGAI DIDALAM KAWASAN KONSESI PT. INTRACAWOOD MANUFACTURING

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah sebagian komponen lingkungan yang paling peka terhadap perubahan, umumnya  perubahan terhadap air yang dsisebabkan adanya masukan ( unsur asing/buatan) kedalam badan air sehingga keseimbangan unsur-unsur yang terdapat dalam air menjadi berubah diatas rata-rata standar yang diperbolehkan. Perubahan kualitas air ini disebabkan oleh aktivitas industry, pengelolaan lahan yang kurang ramah lingkungan, pembangunan perkampungan atau perkotaan dan aktivitas pengelolaan hutan.
Perkembangan kehidupan manusia yang terus menerus meningkat dengan berbagai kebutuhan hidup dan standard kehidupan yang terus bervariasi menyebabkan perubahan dalam suatu pola aktivitas untuk memberdayakan lingkungan. Perubahan lingkungan tersebut terjadi karena adanya perlakuan subyektivitas yang aktif untuk memberikan suatu masukan tertentu dalam lingkungan yang memberikan dampak yang baik yang bersifat positif/ menguntungkan maupun yang bersifat negative/ merugikan terhadap lingkungan itu sendiri.
Untuk mengetahui adanya dampak positif dan dampak negative dari suatu perencanaan usaha terhadap lingkungan khususnya parameter kualitas air maka dilakukanlah Analisis Dampak Lingkungan ( ANDAL ) dan teknik evaluasinya. Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan pendataan tentang informasi keadaan lingkungan awal baik yang bersifat jangka pendek ( Grab sampling ) maupun pengamatan jangka panjang ( Pemantauan/Monitoring ).
PT. Intracawood Manufacturing dalam melakukan aktivitas usaha dibidang pengelolaan hutan secara Lestari telah melakukan beberapa teknik pengelolaan dan pemantauan lingkungan baik yang bersifat  jangka pendek ( Grab sampling ) maupun Jangka panjang (Pemantauan/monitoring) untuk mewujudkan adanya paradigma hutan lestari termasuk didalamnya komponen kualitas air yang memenuhi standard yang diharapkan. 

B. Tujuan 
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Untuk mengetahui Kualitas air pada sungai yang berada di areal PT. Intracawood Manufacturing.
2. Mengetahui dampak yang terjadi pada areal yang dilakukan kegiatan pemanenan hasil hutan.
II. METODOLOGI

A. Waktu dan tempat 

Pemantauan ini dilakukan pada 5 titik pengambilan yaitu pada SUB DAS Akad, SUB DASSeputuk dan SUB DAS Sawoi, Pengambilan air sungai dilakukan selama 3 hari dari tanggal   16Desember 2017 s/d 18 Desember 2017, bertepatan pada bulan dengan Kategori curah hujanSedang.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah :
1. Peta Areal kerja Lokasi Pengambilan sampel air dengan Skala 1 : 50.000
2. Perlengkapan ATK ( pulpen, Tally sheet,spidol permanen dll)
3. Global Positioning System ( GPS )
4. Perlengkapan Camping & Bahan Makanan
5. Kendaraan ( Mobil )
6. Perahu ( Ketinting )
7. Botol Plastik steril Uk. 600 ml atau 1,5 liter 
8. Kotak Pengangkut ( Box Styrofoam) Uk. 15 L
9. Pengawet ( Es Batu )


C. Prosedur/ Teknik Operasional
 
Prosedur kerja yang dilakukan adalah : 
  1. Pengambilan sampel air dilakukan dilakukan pada daerah hulu dan hilir. Masing-masing sampel diambil pada titi kedalaman air berdasarkan besarnya debit air sungai (Standar Nasional Indonesia Bidang Kualitas Air, 2009). Jika debit air < 150 m3 /detik maka sampel air di ambil 0,5 x kedalaman sungai, tetapi jika debit air ≥ 150 m3/detik maka sampel air dapat di ambil pada 0,2 x kedalaman sungai diukur dari permukaan sungai (Siradz,2008).
  2. Alat yang paling sederhana yang digunakan untuk pengambilan sampel air adalah menggunakan botol Plastik atau Botol gelas kaca secara langsung Caranya yaitu botol ditenggelamkan dibawah permukaan air sedalam ± 20 Cm dengan botol menghadap /berlawanan dengan arah aliran air ( kearah Hulu sungai ) dengan kapasitas botol 600 ml atau 1,5 liter.
  3. Pengambilan dan penyimpanan sampel air diambil dengan menggunakan water sampler yang terbuat dari bahan gelas atau logam. Water sampler dimasukkan ke dalam air sungai secara vertikal. Setelah wadah sampler berada di dalam air, tutup water sampler dan diangkat ke atas. Sampel air yang berada dalam botol-botol ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam Box Styrofoam yang telah diberi Es batu tujuannya agar temperature dan sampel air tetap terjaga dari perubahan komposisi zat-zatnya.
  4. Sampel air yang telah diambil segera diberi label pada label tersebut dicantumkan keterangan mengenai Kode sampel, lokasi pengambilan sampel air,tanggal dan jam pengambilan, Nama Petugas pengambil sampel Air. Pengangkutan harus dilakukan secepatnya agar segera sampai dilaboratorium dapat segera dianalisa. 
 


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran sifat kimia dan Mikrobiologi bekerjasama dengan Laboratorium Kualitas Air Fakultas Perikanan & Kelautan Universitas Borneo Tarakan. Dari hasil uji Laboratorium diketahui hasil seperti tertera pada tabel 1. dibawah ini :



IV. KESIMPULAN


Dari hasil kegiatan Uji sifat Kimia air dan Bakteriologi yang dilakukan di laboratorium dapat disimpulkan :

  1. Kandungan TSS pada seluruh stasiun/titik pengamatan yaitu berkisar antara 9,0 mg/l - 1,0  mg/l. Ini menunjukkan bahwa kandungan TSS di semua stasiun/titik masih berada di bawah ambang batas. TSS yang diperoleh pada sampel air masih dalam standar Baku Mutu Air berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. Nilai ini masih tergolong bagus untuk kualitas perairan, ekosistem dan biota air karena tidak menyebabkan kekeruhan dan berkurangnya oksigen.
  2. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari tiap-tiap stasiun/titik pengambilan data maka diketahui bahwa sebaran yang paling rendah kandungan TDS adalah 56 mg/l sedangkan yang paling tinggi adalah 81 mg/l. Ini menunjukkan bahwa kandungan TDS di semua stasiun/titik masih berada di bawah ambang batas dan masih dalam standar Baku Mutu Air berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001.
  3. Kadar BOD pada sungai stasiun/titik di areal PT. Intracawood Manufacturing masih dibawah ambang yang diperbolehkan berdasarkan Baku Mutu Air PP No. 82 Tahun 2001 dan Perda Kaltim No.02 Tahun 2011. termasuk dalam Klasifikasi Mutu air Kelas II Yaitu Air yang dalam peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 
  4. Kadar COD pada Sungai stasiun/titik 3 dan 4 masih dibawah ambang yang diperbolehkan berdasarkan Baku Mutu air PP. No. 82 Tahun 2001 dan Perda Kaltim No.02 Tahun 2011 termasuk dalam Klasifikasi Mutu air Kelas II. Sedangkan Pada Sungai Lokasi titik 1 dan 2 Kadar COD agak tinggi melebihi dari baku mutu air, hal ini disebabkan pada daerah sepanjang sungai yang diamati terdapat perkampungan penduduk lokal dan aktifitas lain yang menghasilkan limbah domestik contohnya penduduk telah mengenal kehidupan modern seperti pemanfaatan detergen pada kehidupan sehari-hari
  5. Kandungan bakteri total  E.coli di perairan sungai Seputuk  (Perkampungan) masih dibawah ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan Baku Mutu Air PP. No. 82 Tahun 2001.  
  6. Data Analisa Pemantauan Kualitas air ini merupakan Informasi Awal bagi unit managemen untuk mengambil langkah-langkah atau  tindakkan perbaikan didalam Pengelolaan Hutan secara Lestari.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan

PELANTIKAN ANGGOTA BARU SAKA WANABAKTI TAHUN 2024 PBPH PT. Intracawood Manufacturing bersama Pramuka Satuan Karya (SAKA) Wanabakti Kwartir R...