PENGAMATAN PERKEMBANGAN RECOVERY VEGETASI PADA AREA BEKAS JALAN SARAD PADA BLOK RKT 2016


I.     PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Keseimbangan ekosistem hutan sering terganggu baik oleh bencana alam maupun oleh perbuatan manusia. Adanya perilaku atau tindakan manusia yang tidak bijaksana memperlakukan hutan yang menimbulkan permasalahan. Aktivitas manusia seperti melakukan kegiatan pemanenan kayu. Pemanenan kayu merupakan suatu kegiatan produksi dimana kayu bulat sebagai hasilnya. Pemanenan hasil hutan betapapun hati-hatinya dilaksanakan, namun kerusakan terhadap vegetasi yang timbul tidak mungkin dapat dihindari sepenuhnya. 
Penyaradan kayu bertujuan untuk memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (Tpn). Alat penyarad dan kayu yang disarad menghendaki keleluasaan gerak yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pohon-pohon disekitarnya. Begitupun juga kontak antara alat penyarad dan kayu yang disarad dengan tanah dapat mengakibatkan kerusakan struktur pada tanah. Secara alamiah, hutan-hutan yang mendapat gangguan atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekunder setelah melalui tahap-tahap suksesi. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1976), jika hutan hujan mengalami kerusakan oleh alam atau manusia, maka suksesi sekunder yang terjadi biasanya dimulai dengan vegetasi rumput dan semak. Kalau tanahnya tidak banyak menderita kerusakan oleh erosi, maka 15 – 20 tahun akan terbentuk hutan sekunder muda dan sesudah 50 tahun akan membentuk hutan sekunder tua yang berangsur-angsur akan mencapai klimaks.


B.   Maksud
Maksud kegiatan pengamatan penutupan vegetasi ini untuk mengetahui perkembangan penutupan vegetasi pada area bekas jalan sarad dan keanekaragaman jenis vegetasi yang tumbuh di lokasi bekas jalan sarad pasca kegiatan pemanenan.

C.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui komposisi jenis vegetasi alami yang berada di area bekas jalan sarad pada Blok RKT 2016.
2.      Untuk mengetahui jenis vegetasi yang dominan di area bekas jalan sarad pada Blok RKT 2016.
3.      Untuk mengetahui perkembangan penutupan vegetasi alami pada area bekas jalan sarad pasca pemanenan (Et + 2).




II.          METODOLOGI

A.      Waktu dan Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juni 2018. Kegiatan ini dilakukan di areal Produksi I PT. IWM, tepatnya pada jalan sarad blok RKT 2016 TPTI petak 4180, 4188 dan 4191.

B.       Obyek, Alat, dan Bahan
Obyek dalam kegiatan ini adalah jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada areal bekas jalan sarad yang dilalui traktor di PT. IWM seperti semai, pancang, tiang, dan pohon. Untuk semai dan pancang dihitung jumlah populasinya, tiang dan pohon diukur diameter serta jumlah populasi jenis. Alat dan bahan yang digunakan adalah patok, tanda batas lokasi, kamera digital, phi band, paku, palu, GPS dan alat tulis.

C.      Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi. Untuk mendapatkan gambaran tentang struktur dan komposisi jenis vegetasi yang terjadi pada areal bekas jalan sarad maka dibuat plot kegiatan dengan menggunakan metode transek. Pola penarikan contoh yang digunakan adalah Nested Sampling. Pada areal bekas jalan sarad dibuat jalur dengan lebar dan panjang jalur 5 m x 20 m. Jalur yang ditentukan adalah dengan tiga kategori topografi, yaitu datar, sedang dan curam.




III.   HASIL DAN PEMBAHASAN


A.      Jumlah jenis yang ditemukan
Tabel 1. Jumlah jenis yang ditemukan pada areal bekas jalan sarad RKT 2016 pada berbagai kelerengan.
Kondisi Hutan
Kelerengan
Jumlah Jenis
Tumbuhan Bawah
Semai
Pancang
E + 2
Datar
12
23
4
Sedang
14
23
6
Curam
13
19
4
Total Jenis
18
35
7
 Sumber: Data primer 2018

 
B.      Kerapatan dan frekuensi jenis
Tabel 2. Komposisi permudaan pada plot pengamatan dilihat dari kerapatan (N/ha) serta frekuensi.
Kondisi Hutan
Kelerengan
Tumbuhan bawah
Semai
Pancang
K
F
K
F
K
F
E + 2
Datar
84167
7
125833
11
2267
2,33
Sedang
77500
7,33
105833
10
3200
3,33
Curam
8667
8
71667
8,33
1200
2
Rata - rata
56778
7,44
101111
9,78
2222,33
2,55
Sumber: Hasil olah data primer 2018

 C.      Dominasi Jenis
Tabel 3. Perbandingan Indeks Nilai Penting tingkat semai dan pancang pada kondisi hutan pasca pemanenan E + 2.
Kondisi Hutan
Kelerengan
Semai
Pancang
Jenis
INP (%)
Jenis
INP (%)
E + 2
Datar
  Jambu-jambu
21 %
Sedaman
108 %
Sedaman
17 %
Ara
46 %
Ara
16 %
Adat
26 %
Kopi-kopian
13 %
Gugung
20 %
Rengas
12 %
-
-
Sedang
Jambu-jambu
28 %
Gugung
59 %
Arang
18 %
Sedaman
48 %
Gugung
18 %
Jabon
37 %
Kopi-kopian
13 %
Ara
28 %
Meranti merah
12 %
Labu-labu
14 %
Curam
Ulas
26 %
Gugung
78 %
Gugung
22 %
Sedaman
67 %
Kedamu
16 %
Jabon
28 %
Meranti merah
15 %
Meranti merah
28 %
Sedaman
12 %
-
-
Sumber: Hasil olah data primer 2018



D.      Keanekaragaman Jenis
Tabel 4. Indeks Kekayaan Margallef (Rl) pasca pemanenan E + 2.
Kondisi Hutan
Kelerengan
Tingkatan Vegetasi
Semai
Pancang
E + 2
Datar
4,4
1,1
Sedang
4,5
1,6
Curam
4,0
1,4
Sumber: Hasil olah data primer 2018

Tabel 5. Indeks Kemerataan Jenis (E) pada plot pengamatan pasca pemanenan E + 2.
Kondisi Hutan
Kelerengan
Tingkatan Vegetasi
Semai
Pancang
E + 2
Datar
0,93
0,73
Sedang
0,89
0,84
Curam
0,91
0,88
Sumber: Hasil olah data primer 2018


Tabel 6. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) pada plot pengamatan pasca panen E + 2.
Kondisi Hutan
Kelerengan
Tingkatan Vegetasi
Semai
Pancang
E + 2
Datar
2,91
1,01
Sedang
2,80
1,50
Curam
2,69
1,21

Sumber: Hasil olah data primer 2018
 

IV.   KESIMPULAN

  Kesimpulan
Perlakuan-perlakuan pasca pemanenan sangat mempengarui proses percepatan suksesi masyarakat hutan pada area bekas jalan sarad, pembuatan parit lintang yang selama ini dilakukan untuk menahan laju erosi dan mengurangi tingkat sedimentasi ternyata juga sangat membantu proses percepatan pertumbuhan vegetasi yaitu menahan biji-biji tumbuhan yang jatuh dari pohon-pohon induk dan tegakan tinggal yang terbawa arus sehingga akhirnya banyak tumbuh di sekitar area parit lintang, pembuatan parit lintang yang sesuai dengan SOP penyaradan baik dari sisi jarak maupun arah yang benar sangat membantu percepatan proses Recovery vegetasi pada area bekas jalan sarad.
Selain dampak negatif akibat kegiatan pembukaan jalan sarad yaitu terjadinya pemadatan tanah dan keterbukaan penutup lapisan tanah juga mempunyai dampak positif yaitu dengan keterbukaan lapisan tajuk hutan akan menyebabkan terjadinya suksesi ledakan populasi tumbuhan di sekitar area jalan sarad.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan

PELANTIKAN ANGGOTA BARU SAKA WANABAKTI TAHUN 2024 PBPH PT. Intracawood Manufacturing bersama Pramuka Satuan Karya (SAKA) Wanabakti Kwartir R...