IDENTIFIKASI DAN PENGAMATAN HERPETOFAUNA PADA HUTAN PASCA PENEBANGAN



Oleh : Tim Lingkungan Forestry Division
 

A.            Waktu dan Lokasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini adalah  Mei  2015  dengan cakupan wilayah pekerjaan adalah sepanjang 1,5 km. Wilayah yang menjadi lokasi pengamatan adalah sungai  Bengalun,  S. Betayau, dan S. Mewet. Berikut ini daftar tenaga yang digunakan dalam kegiatan ini :
Tabel  1.  Daftar Tenaga yang digunakan dan tugasnya
No
Nama
Tugas
Keterangan
1
Ihwan
Pengamat Amfibi dan Reptil
Pengawas/Ketua Tim
2
Hajelansyah
Pengamat Amfibi dan Reptil
Pengawas/Tally sheet
3
Bergias
Rintis Batas/Jalur
THL               
4
Erwin
Rintis Batas/Jalur
THL
5
Henri
Rintis Batas/Jalur
THL
6
Gundulbus
Tukang masak
THL

B.         Latar Belakang.

Dampak eksploitasi hutan terhadap lingkungan, merupakan hal yang harus dikaji dan dipertimbangkan dalam setiap kegiatan untuk mengetahui pengaruhnya secara luas, tidak hanya bagi pertumbuhan pohon yang ditinggalkan (tegakan tinggal), namun juga flora dan fauna yang berada di sekitar areal tebangan. 

PT Intracawood Manufacturing telah melakukan berbagai kegiatan monitoring mengenai pengaruh dari kegiatan operasional kehutanan terhadap jenis-jenis flora dan fauna, kegiatan  pemantauan tersebut berupa kegiatan pemantauan spesies tanaman dan hewan (terutama mamalia dan aves). Mengingat bahwa pengaruh dari operasional kehutanan juga mempunyai pengaruh terhadap berbagai kehidupan satwa air, maka PT Intracawood Manufacturing juga melakukan pemantauan terhadap spesies air dan habitat air berupa identifikasi dan pengamatan terhadap Herpetofauna yang berada di areal pasca penebangan.




            C.         Metodologi 
             Kegiatan identifikasi Herpetofauna dilaksanakan dengan mengambil lokasi di areal S. Bengalun, S. Betayau, dan S. Mewet di areal  PT. Intracawood Manufacturing. Data yang diamati/dicatat adalah : a. Jenis  yang  dijumpai, b. Jumlah individu setiap jenis, c. Jumlah individu berdasarkan jenis kelamin (sejauh dapat dikenali), d. Jarak antara pengamat dengan satwa yang terdeteksi, e. Sudut kontak antara posisi satwa yang terdeteksi dengan posisi pengamat dan garis lintsan pengamat, f. waktu diketemukannya jenis satwa tersebut (jam dan menit).  Data dicatat dalam Tallysheet, dihitung kepadatan populasi, keanekaragaman  amfibi dan reptil, indeks kekayaan species, indeks keanekaragaman spesies, serta indeks kemerataan spesies. 

 
A.               D.    Hasil & Pembahasan

Pembuatan Jalur Identifikasi  Herpetofauna

Pengamatan amfibi dan reptil dilaksanakan dengan menggunakan metode jalur transek. Jalur transek yang dibuat sebanyak 3 jalur, dengan panjang jalur transek masing-masing adalah 0,5 km. Jalur pertama ditetapkan di Sungai Bengalun lalu diteruskan dijalur kedua di Sungai Betayau (Ugo) lalu lanjut ke jalur ketiga yaitu di sungai Mewet. Jalur lintasan tersebut ditandai dengan cat warna putih yang dioleskan pada pohon. Interval penandaan adalah jarak setiap 5 atau 10 meter. Penandaan ini dimaksudkan  untuk memudahkan dalam monitoring berikutnya serta dalam pengecekan. Data hasil pembuatan jalur transek dapat dilihat pada Tabel 2.berikut:



Tabel 2.  Pembuatan Jalur  Pengamatan Amfibi dan Reptil
Jalur
Titik Awal (Koordinat)
Lokasi Identifikasi
Panjang Jalur (km)
Keterangan
1
N 03°09’14.1”
E 116°42’49.1”
S. Bengalun
0.5
Pada jarak setiap 5 atau 10 meter, lintasan jalur ditandai dengan cat warna Putih pada pohon.
2
N 03°25’03.9”
E 116° 54’55.1”
S. Betayau (Ugo)
0.5
Pada jarak setiap 5 atau 10 meter, lintasan jalur ditandai dengan cat warna Putih pada pohon.
3
N 03° 14’08.3”E 116° 58’34.9”
S. Mewet
0.5
Pada jarak setiap 5 atau 10 meter, lintasan jalur ditandai dengan cat warna Putih pada pohon.
 


1.       Hasil Pengamatan Bangsa  Anura

2.   Hasil Pengamatan Bangsa Lacertilia (Bunglon, Cecak, Kadal dan Biawak )

3.    Hasil  Pengamatan Bangsa Ophidia ( Ular )

4.     Hasil Pengamatan Bangsa Chelonii ( Kura-kura dan bulus )  


Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan dari laporan ini adalah
1.             Hasil identifikasi yang ditemukan sebanyak 28 jenis Bangsa Anura (Katak dan Kodok), 9 jenis  Bangsa Lacertilia (Bunglon, Kadal dan Biawak), 10 jenis Bangsa Ophidia  (Ular) dan  5 jenis Bangsa Chelonii (Kura-kura dan Bulus);
2.             Pada jalur pengamatan ditemukan 1 jenis bangsa Cheloni (Callagur borneoensis) di lindungi berdasarkan Red list  (IUCN) dan  Apendix II (CITES);
 










A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan

PELANTIKAN ANGGOTA BARU SAKA WANABAKTI TAHUN 2024 PBPH PT. Intracawood Manufacturing bersama Pramuka Satuan Karya (SAKA) Wanabakti Kwartir R...