Kegiatan pemanenan yang dilaksanakan dihutan alam hujan tropis di Indonesia mengalami berbagai tahapan perkembangan khususnya terkait dengan teknik dan alat pemanenan yang digunakan, utamanya untuk penyaradan kayu dari dalam petak ke TPn atau tepi jalan.
Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa pada umumnya kegiatan pemanenan hutan/penyaradan lebih banyak menggunakan traktor ataupun yarder bahkan helikopter, namun seiring pertimbangan perlunya upaya-upaya meminimalkan dampak pemanenan maka pada saat ini telah dikembangkan suatu alat penyaradan “LOGFISHER” yang merupakan modifikasi dan kombinasi fungsi eksavator dengan winch.
Orientasi ini dilaksanakan di lokasi pembuatan Logfisher milik Logfisher International Sdn Berhard di Johor dan areal kerja Tuma Sdn Berhard yang menggunakan logfisher di Ipoh, Malaysia.
Orientasi ini dilaksanakan di lokasi pembuatan Logfisher milik Logfisher International Sdn Berhard di Johor dan areal kerja Tuma Sdn Berhard yang menggunakan logfisher di Ipoh, Malaysia.
PT. Intracawood Manufacturing sebagai sebuah unit manajemen pengelolaan hutan telah dan sedang mempelajari upaya-upaya perbaikan implementasi RIL baik melalui peningkatan kapasitas pengetahuan/ketrampilan SDM ataupun penggunaan teknik dan alat pemanenan yang lebih meminimalkan pengaruh pada lingkungan, utamanya pada kawasan yang memiliki lereng curam.
Intraca bersama designer sekaligus owner logfisher |
Intraca bersama konsultan logfisher dan pemilik perusahaan pengguna logfisher |
Kondisi lereng yang masih memungkinkan menggunakan logfisher |
Proses penyaradan |
Proses penyaradan |
Proses penumpukan |
Proses penumpukan |
Kayu yang disarad tidak banyak menimbulkan kerusakan tegakan tinggal |
Lorong bekas penyaradan |
Mungkin harus di coba, jangan lupa nanti di bandingkan dengan yang konvensional yang selama ini digunakan. Perlu study tentang produktivitas, dan dampak terhadap lingkungan
BalasHapusMuda2an RKT tahun depan dah mencoba penggunaan logfisher di areal kerja intraca, mksh
BalasHapus